Kampung Holtekamp Juarai Lomba Pencegahan Angka Stunting

Jayapura – Kampung Holtekamp juara satu dalam lomba pencegahan angka stunting tingkat kampung se-Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Penyerahan piagam penghargaan dan piala juara 1 lomba pencegahan angka stunting tingkat kampung se-kota Jayapura kepada Kampung Holtekamp dilaksanakan saat upacara HUT hari Kota Jayapura yang ke-112 di Lapangan Trisila, Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Senin (07/03).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari mengatakan Kampung Holtekamp punya ide-ide dan inovatif untuk memenuhi dua intervensi besar yang dilakukan untuk mencegah stunting yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi sensitif.

Yang sebenarnya berperan banyak adalah yang sensitif, karena pangan, jamban yang tersedia dan pendidikan pola asuh yang baik. Rumah yang sehat dan perhatian keluarga juga merupakan bentuk pencegahan stunting.

“Pola asuh yang baik, intervensi gizi spesifik yaitu perlakuan kita. Berikan makanan bergizi bagi anak-anak dan ibu hamil. Kami mulai sejak dini kepada anak perempuan usia sekolah untuk mendapatkan ini,” katanya.

Dari 14 kampung yang ada di kota Jayapura, Kampung Holltekamp telah memenuhi syarat lomba yang ditentukan yaitu larangan buang air besar sembarangan dan fasilitas jamban yang sudah ada disetiap dirumah warga.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari

Perkembangan intensif terhadap angka stunting telah dilakukan sejak tahun 2019. Dimulai dari tahun 2013 survei mengenai angka stunting di kota Jayapura sudah ada, diantara 100 anak, ada 34 anak yang mengalami stunting.

Kemudian pada tahun 2018 dari 100 anak, ada 31 anak. Menurun pada tahun 2019 yaitu 15 anak dari 100 anak yang mengalami stunting.

Dan tahun 2021 dari survei nasional yang dilakukan pada bulan Juli, kota Jayapura per 31 Desember 2021 kota Jayapura sudah mencapai 10,08 persen. Artinya dari 11.000 anak di kota Jayapura, sekitar 1.114 yang masih menjadi kategori stunting.

Stunting pada anak harus dicegah karena dalam pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat mempengaruhi karena kebanyakan anak dengan stunting tidak memiliki daya saing, khususnya didaerah globalisasi saat ini.

Menurutnya, sangat disayangkan seorang ibu yang sudah mengandung selama sembilan bulan kemudian melahirkan anak yang anaknya tidak memiliki daya saing yang tinggi.

“Daerah Entrop dan Gurabesi cukup banyak karena kebanyakan ibunya yang mencari nafkah, sehingga kurang dalam mengasuh dan mengawasi anak dengan baik oleh karena itu dari kampung kami akan tekan lagi ke kelurahan,” tutupnya.(*)

Tinggalkan komentar