SENTANINEWS.ID – Jayapura Kota – Warga di Kota dan Kabupaten Jayapura mengeluhkan antrian puluhan bahkan ratusan truk yang akan mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di sisi kiri kanan badan jalan utama di sejumlah SPBU.
Antrian BBM jenis solar oleh truk dan kendaraan lainnya yang memanjang dan membuat kemacetan, seperti di SPBU Nagoya depan terminal lama Kota Jayapura. SPBU di APO yang antrian hingga mendekati lampu merah Dok II Jayapura. Lalu SPBU di Entrop samping terminal yang juga terlihat terjadi antrian.
Di SPBU Tanah Hitam, SPBU dekat Tanjakan Ale-Ale Denzipur Warna, SPBU depan Expo Waena hingga SPBU di Hawaii Sentani Kabupaten Jayapura, antrian panjang truk untuk mendapatkan BBM jenis solar begitu panjang dan membuat kemacetan serta rawan kecelakaan lalu lintas.
Menurut Fitriani, warga Abepura, menilai antrian panjang di SPBU Tanah Hitam sudah sangat menyusahkan. “Saya ini kan tiap hari antar anak ke sekolah. Banyak truk dan mobil double cabin parkir di sepanjang jalan arah SPBU Tanah Hitam. Ini membuat macet, apalagi sampai parkir di depan sekolah,” ungkapnya, Minggu 4 Agustus 2024.
Menurut dia antrian BBM jenis solar sudah terjadi setiap tahun mulai bulan Juni hingga Desember, sehingga sebabkan kemacetan, ditambah lagi tidak ada petugas dari instansi terkait yang mengatur kelancaran arus lalu lintas. “Bapak polisi ataupun dari Dinas Perhubungan tidak ada yang atur lalu lintas di sekitar jalan Kampkey yang ada SPBU. Kami yang mau antar jemput anak ke SD Negeri 1 Abepura tiap hari di suguhkan dengan kemacetan,” katanya dengan nada kesal.

Ia khawatir jangan sampai terjadi kecelakan lalu lintas atau pun tindakan kriminal karena antrian BBM tersebut telah mengganggu kenyamanan berlalu lintas. Apalagi, lanjut dia, di SPBU Tanah Hitam pernah terjadi aksi pengeroyokan kepada petugas SPBU hingga ada aksi palang jalan.
“Nah, ini jangan sampai aksi serupa terjadi lagi. Apalagi anak-anak kami yang sekolahnya bersebelahan dengan SPBU, jangan sampai kami ribut karena lahan parkir, karena kendaraan atau truk ini parkir di depan sekolah kami. Mereka parkir seenaknya saja tanpa izin, kami selaku orang tua murid keberatan karena mau parkir motor atau mobil tidak dapat tempat,” kata Fitriani.
Senada itu, Mama Iwanggin yang juga anaknya sekolah di SD Negeri 1 Abepura mengeluhkan hal yang sama. “Kami pernah rapat orang tua murid dengan guru. Dan telah sampaikan hal ini agar sekolah menyurat ke SPBU dan ke pihak kepolisian serta Dinas Perhubungan Kota Jayapura agar hal ini menjadi perhatian, tapi jawabannya seperti apa, kami belum tahu,” timpalnya.
Ia berharap bagian lalu lintas dari Polsek Abepura atau Polresta Jayapura Kota serta Dinas Perhubungan Kota Jayapura menempatkan petugas untuk mengatur kelancaran berlalu lintas di areal tersebut.
“Kami juga ingin penjelasan dari Pertamina kenapa harus terjadi antrian pengisian BBM jenis solar, apakah stok kurang atau telah terjadi penyimpangan. Karena antrian begini bisa membuat oknum tertentu melakukan penimbunan BBM. Polisi juga harus cek jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan situasi dari masalah ini,” pintanya.
Sementara, Absalom warga Sentani mengaku antrian BBM jenis solar membuat pihaknya terganggu. “Kami pengguna jalan yang pakai motor harus berhati-hati karena banyak truk parkir dipinggir jalan yang buat macet,” kesalnya.(Redaksi)
