SENTANINEWS.NET – Merauke – Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Papua Selatan seminarkan hasil pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada Senin, 8 Oktober 2025.
Dalam seminar ini, karantina memaparkan beberapa temuan dilapangan yang selanjutnya akan ditindak lanjuti bersama stakeholder teknis dibawah koordinasi Pusat Karantina Tunbuhan. verifikasi awal dilakukan guna mengambil langkah pencegahan agar tidak menyebar.
Hasil kegiatan pemantauan didapatkan disejumlah wilayah layanan karantina di Provinsi Papua Selatan. Daerah tersebut meliputi Distrik Jagebob, Distrik Tanah Miring, Distrik Kurik Kab Merauke. Distrik Jair, Distrik Mandobo, Kab. Boven Digoel, Distrik Agats, Kab. Asmat. Selain itu ditemukan juga di Kabupaten Mappi.
Abdul rasyid, SP selaku Ketua Tim Kerja Karantina Tumbuhan menyampaikan, hasil pemantauan yang telah dilakukan menjadi pokok utama pembahasan yakni ketertelusuran sumber benih perlu dinvestigasi. “menyadari bahwa PSN dan Food Estate di Papua Selatan merupakan prioritas nasional yang perlu mendapat perhatian khusus, sehingga kami akan berkoordinasi dan melaporkan hasil temuan kepada pusat karantina Tumbuhan dan pemerintah daerah terkait tindakan yang akan dilakukan kedepannya,” ujar Rasyid.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pencegahan dan pengendalian OPTK, seminar ini juga memutuskan untuk membentuk tim koordinasi pencegahan penyebarn hama penyakit bersama Dinas terkait yang ada di Papua selatan. Tim ini akan memantau dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencegah penyebaran OPTK di wilayah Papua Selatan.
Kepala Karantina Papua Selatan, Ferdi, S.P., M.Si menyampaikan, Karantina Papua Selatan menunjukkan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak guna meningkatkan keamanan pertanian dan mendukung program swasembada beras nasional di Papua Selatan.
“Kami berharap seminar ini dapat menjadi langkah awal bagi upaya pencegahan dan pengendalian OPTK di wilayah Papua Selatan. Dengan kerjasama dan koordinasi yang baik, kami yakin dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan petani dalam mencegah dan mengendalikan OPTK,” tutup Ferdi.
Hadir dalam seminar pemantauan yang dilaksanakan yakni Dinas Pemerintah terkait se-Provinsi Papua Selatan dan civitas akademis Universitas Negeri Musamus, Merauke, Dr, Jefri Sembiring, S.P., M.Si. serta menghadirkan guru besar hama penyakit tumbuhan Prof. Dr. sc. Agr.Ir. Baharuddin Universitas Hasanuddin, Makassar.(Redaksi)
